LAPORAN HASIL OBSERVASI
DI PONDOK PESANTREN AL ASROR
Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi
Dosen Pengampu : Drs. Ilyas, M.Ag
Disusun
oleh
:
Lisa Anggraeni
1201414004
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan observasi di Pondok Pesantren AL-ASROR. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, maka penulis
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak yang
berkepentingan dengan laporan ini.
Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamualaikum.
Wr. Wb.
Semarang, Desember 2014
Penulis
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan
observasi ini telah disusun sesuai dengan hasil observasi:
1.
Nama : Lisa Anggraeni
2. Nim :1201414004
3. Rombel : 2
Semarang, Desember 2014
Pengasuh
Pondok
Masruroh Mahmudah
|
Pembuat
Laporan
Lisa
Anggraeni
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Observasi
ini merupakan suatu kegiatan untuk
mengetahui bagaimana struktur organisasi di suatu lembaga. Dalam hal ini
saya selaku mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah melakukan observasi di Pondok
Pesantren Al Asror untuk memenuhi tugas
dalam bentuk laporan observasi khususnya analisis struktur organisasi di Pondok
Pesantren Al Asror.
Laporan
hasil observasi ini disusun guna mememenuhi tugas mata kuliah Sosiologi. Dengan
adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana jalannya
organisasi dari lembaga Pondok Pesantren Al Asror ini. Kemudian kita sebagai
seorang calon pendidik luar sekolah/nonformal tentunya dapat memilih mana yang
baik dan tidak baik untuk diajarkan kepada murid kita ketika sudah mengajar
kelak.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Struktur organisasi dari Pondok Pesantren Al Asror (HQ Putri) ?
2. Bagaimana
sejarah dari Pondok Pesantren Al-Asror?
3. Apa
yang menjadi visi, misi serta tujuan dari pondok pesantren Al-Asror?
4. Bagaimanakah
kegiatan yang di lakukan di pondok pesantren Al-Asror?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
struktur organisasi di Pondok Pesantren Al Asror (HQ Putri)
2. Mengetahui
sejarah dari Pondok Pesantren Al-Asror
3. Mengetahui
visi, misi serta tujuan dari pondok pesantren Al-Asror
4. Mengetahui
kegiatan yang di lakukan di pondok pesantren Al-Asror
BAB II
HASIL OBSERVASI
A.
Identitas
Lembaga
Nama
Lembaga : Pondok Pesantren Al Asror (HQ Putri)
Alamat
Lembaga : Jalan Kauman No 2, Patemon,
Gunungpati 50228
Website : http://patemongunungpati.wordpress.com/
Jumlah
Santri : 70 orang
B.
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
C.
Sejarah
Berdirinya Pondok Pesantren Al Asror
Pada
zaman dahulu ketika masih ada penjajahan di Indonesia. Pada masa pemerintahan
kolonial Belanda ada seseorang yang pertama kali menyebarkan agama islam di
daerah Patemon dan sekitarnya yaitu Simbah kyai Cagak Luas (Simbah Kyai
Abdullah). Simbah kyai Cagak Luas termasuk seseorang yang Alim dan Sholeh.
Beliau adalah Kakek dari Simbah Kyai Asror, setelah Beliau (Simbah kyai Cagak
Luas) wafat, perjuangan Beliau kemudian diteruskan oleh cucunya (Simbah Kyai
Asror).
Simbah
Kyai Asror juga termasuk orang yang alim dan sholeh. Simbah Kyai Asror juga
merupakan orang yang pertama menyebarkan agama islam diwilayah Patemon ini dan
juga merupakan murid dari Simbah Kyai Sholeh Darat (Semarang). Beliau adalah
orang yang menamakan desa Patemon ini dengan nama lain Desa Legoksari (walaupun
legok-legok tetapi sari). Simbah Kyai Asror kemudian mendirikan sebuah masjid
didesa patemon ini yang di beri nama masjid Al-Asror yang kita kenal sampai
sekarang ini, yang kemudian masjid itu diteruskan oleh Simbah Abu Karim, dst.
Simbah Kyai Asror mempunyai tiga orang anak, yaitu : Simbah Kyai Wahab, Simbah
Nyai Siti Khotidjah, Simbah Kyai Mustofa. Nyai Siti Khotidjah kemudian menikah
dengan Kyai Syamsuri (Girikusumo). Salah satu putri beliau namanya Simbah Siti
Hajar Rohmah, yang kemudian menikah dengan Simbah Kyai Suratman. Simbah Kyai
Asror wafat kira – kira sekitar tahun 1800an. Setelah Simbah Asror wafat,
perjuangan beliau diteruskan oleh Simbah Kyai Suratman. Simbah Kyai Asror
adalah kakek dari Simbah Kyai Suratman.
Simbah
Kyai Suratman itu dulu aslinya orang Payaman (Magelang), pada masa mudanya
beliau menuntut ilmu diberbagai daerah. Setelah menimba ilmu agama, kemudian
tinggal di Semarang bersama kakeknya (Simbah Kyai Asror), Beliau juga termasuk
salah seorang alim ulama’. Simbah Kyai Suratman kemudian menikah dengan Siti
Hajar Rohmah. Setelah menikah, beliau dikaruniahi empat orang anak, yaitu :
Simbah Kyai Sonhaji, Simbah Kyai Mastur (Mbah Hadi), Simbah Kyai Zubaidi,
Simbah Kyai Zuhri. Beberapa tahun kemudian Simbah Kyai Suratman berjihad
menyebarkan agama Allah dengan cara mendirikan sebuah pondok, Beliau mendirikan
pondok kecil yang terbuat dari anyaman bambu\pring (Gedhek), yang sangat
sederhana. Simbah Kyai Suratman kerap didatangi tamu-tamu dari kalangan Kyai,
Polisi, Tentara, dll. Dari tahun ke tahun banyak orang-orang yang ingin belajar
ilmu dengan beliau sehingga banyak orang yang mondok di pondok beliau. Simbah
kyai Suratman juga merupakan kerabat dekat dari Simbah kyai Hasan Munadi
(Nyatyono,Ungaran). karena kealiman dan kesholihan beliau, banyak orang yang
datang meminta nasihat dan do’a kepadanya. Terkadang ada orang yang memberikan
hadiah kepada beliau karena jasa beliau.
Ada
sebuah cerita, ada orang yang pernah meminta nasihat pada beliau untuk
memberikan solusi dari masalahnya, hajat orang itu ternyata terkabul melalui
perantara doa beliau dan orang itu memberikan hadiah seekor sapi kepada beliau.
Dalam cerita lain ada orang yang menginginkan sapi beliau dengan ditukarkan
tanah seluas satu hektar lebih, orang itu sudah mengetahui kehebatan sapi
beliau dan menginginkannya untuk dijadikan hewan ternaknya. Sebelum Simbah Kyai
Suratman wafat beliau berpesan kepada isterinya Simbah Nyai Rohmah untuk
menjual tanah dan hartanya untuk keperluan menuntut ilmu anak-anaknya (mondok
di pesantren). Simbah Kyai Suratman wafat pada tahun 1967, sedangkan Simbah
Nyai Rohmah wafat sekitar tahun 1970an. Jadi sebelum adanya pondok Al Asror ini
dulunya sudah ada pondok lagi yaitu pondoknya Simbah Kyai Suratman. Setelah
Simbah Kyai Suratman wafat, perjuangan beliau tidak berhenti disitu,
perjuangannya diteruskan oleh putranya simbah kyai Zubaidi.
Simbah
Kyai Zubaidi waktu muda dihabiskannya di pondok pesantren, Setelah menimba ilmu
di pondok pesantren, kemudian Simbah kyai Zubaidi pulang dan menikah dengan
Nyai Siti Markonah, dari pernikahan itu beliau dikaruniahi beberapa orang anak.
Setelah itu mendirikan pondok pesantren pertamanya pada tahun 1980 yang diberi
nama Pondok Pesantren Assalafy Al Asror, yang terletak di sebelah selatan Masjid
AL-ASROR. Pada waktu dulu orang yang berguru (ngaos) diSimbah Kyai Zubaidi itu
santrinya laki-laki semua belum ada santri putri, karena banyak orang yang
ingin berguru kepada beliau (mondok), kemudian beliau mendirikan satu pondok
lagi yaitu pondok putra (bagian atas), yang letaknya di sebelah barat Masjid
AL-ASROR, kira-kira 30 m, sedangkan pondok yang berada bawah di tempati oleh
santri putri sampai sekarang ini. Dengan kegigihan, kesabaran, dan semangat.
Simbah Kyai Zubaidi memberikan pengajaran sedikit demi sedikit kepada santrinya
agar semua santrinya itu dapat mengetahui ilmu agama dengan lebih jelas dan
pasti.
Tahun
berganti tahun semakin banyak orang yang ingin mencari ilmu kepada beliau. Pada
tahun 1987, Simbah Kyai Zubaidi mendirikan sebuah Madrasah yang diberi nama
Madrasah Tsanawiyah. Setelah terus berkembang, kemudian pada tahun 1990, beliau
mendirikan sebuah madrasah lagi yaitu Madrasah Aliyah yang keduanya diberi nama
AL ASROR. Tujuan beliau adalah agar orang – orang dapat mengetahui dan menambah
wawasannya dalam bidang umum (formal), kalau dipondok pesantren pengajarannya
itu mengenai ilmu agama secara jelas\ khusus (non formal). Diberi nama AL ASROR
itu karena diambilkan dari nama Simbah Kyai Asror, orang kedua yang menyebarkan
agama islam di wilayah patemon ini dan orang yang telah menamakan desa patemon
ini dengan nama Legoksari. Setelah berselang agak lama beliau wafat pada tahun
1999. kemudian digantikan oleh putranya yang juga telah menimba ilmu agama
dipondok pesantren Lirboyo,Kediri, Jatim.
Putranya
itu bernama Kyai Almamnuhin Kholid (Gus Nuhin) yang menjadi Kyai kita sekarang
ini. Gus Nuhin setelah pulang dari menuntut ilmu dipondok pesantrennya kemudian
menikah dengan Istighfaroh. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniahi dua
orang anak, yaitu Gus Zida dan Gus Naja. Beliaupun terus mengajarkan apa yang
telah diperolehnya ketika masih menuntut ilmu dipondok pesantrennya dulu,
karena banyaknya orang yang mondok dipondok Al Asror ini, Beliau kemudian
mendirikan sebuah pondok untuk santri putra, yang sederhana (terbuat dari bata,
semen, pasir, air, batu, dll). Yang letaknya disebelah utara Masjid Al Asror,
tidak seperti dulu yang masih terbuat dari bambu (Gedhek). Setelah beberapa
tahun kemudian beliau mendirikan pondok lagi untuk santri – santri putrinya
(walau hanya pondasi doang) sedang dalam proses Oleh karena itu penting bagi
kita untuk merawat dan menjaga Almamater pondok kita ini. Kita juga harus
melanjutkan perjuangan beliau yang telah bersusah payah mengajari kita sedikit
tentang luasnya ilmu agama dan sebagai generasi penerusnya kita wajib
mengamalkan apa yang diperoleh kita dipondok ini walaupun sedikit sekali agar
kita mempunyai pembatas dalam pergaulan didalam masyarakat serta dapat
mengamalkanya. Itulah gambaran tentang sejarah berdirinya Pondhok Pesantren
Putra – Putri Assalafiyah Al Asror ini yang hanya sedikit sekali.
D.
Visi
Progresivisme,
Esensialisme dan Parenialisme Tarbiyah Islamiyah.
E.
Misi
1. Membentuk
insan muslim yang berilmu pengetahuan dan berakhlaqul karimah, serta memperkokoh
kehidupan agama (spiritual) demi mewujudkan masyarakat islam yang sehat dan
dinamis.
2. Menumbuhkan
semangat ilmiah (Scientific Spirit) pada santri serta mendorong untuk mengkaji
berbagai disiplin ilmu.
3. Melaksanakan
pendidikan yang berorientasi sebagai bekal kehidupan dunia dan akhirat,
sehingga tecipta kerukunan yang berdasarkan kebenaran, keadilan, kasih sayang,
toleransi, kerjasama dan saling hormat menghormati.
F.
Tujuan
Lembaga
1. Mengembangkan
iklim belajar yang kondusif, berakar pada Al Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW.
2. Menyiapkan
tamatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar
keahlian dan kejujuran
3. Mewujudkan
pelayanan dalam upaya memaksimalkan pemberdayaan sumber daya manusia.
4. Mencetak
tamatan agar mampu dan memiliki kemampuan yang profesional dan berwawasan masa
depan yang berakhlaqul karimah.
G.
Deskripsi
Lembaga
Pondok
pesantren Al-Asror merupakan sebuah pondok pesantren yang cukup terkenal di Kelurahan
Patemon, Gunungpati, Semarang. Pondok pesantren modern ini juga mencetak
santriwan dan santriwati pengafal Alquran (hafidz dan hafidzoh).
Pondok pesantren modern Al Asror ini
terletak tidak jauh dari kamus UNNES, yaitu sekitar 2 km. Dihuni sekitar 470
santri putra-putri. Terdiri 200 santri putri dan 200 santri putra yang termasuk
dalam pondok putra putri As Salafi. “Sedangkan 70 orang santri masuk di Pondok
Putri HQ Hufadzul Quran.
Yang dipelajari di pondok pesantren
ini adalah hafalan Quran, kitab kuning/gundul dan kitab Marokil Ngudubiyah.
Santri yang menuntut ilmu di sini ada yang belajar hafalan Quran dan kitab
kuning/gundul, serta berbagai macam kitab lain.
Untuk yang tidak ikut hafalan Quran
biasanya mereka melakukan aktifitas rutin pada pukul 20.30-21.30, yaitu
madarasah diniah (madin). Khusus untuk kamis malam, semua santri diwajibkan
untuk mengikuti kegiatan tahlil, yasinan dan wiridan.
Pengurus pondok pesantren Al Asror merupakan
kakak beradik. Untuk pengurus ponpes HQ adalah bapak Slamet Riyadi dan istrinya
ibu Masruroh Mahmudah. Sedangkan pengurus As Salafi yaitu bapak Mamnuhin Kholid
dan istrinya ibu Isti.
Kegiatan dalam ponpes ini beragam.
Saat hari libur kuliah semesteran dan Ramadan kegiatannya lebih banyak. Mereka diberi
tanggungjawab tugas piket setiap hari. Untuk kegiatan makan sehari-hari ada
juru masak di dalam pondok itu. Jadi selain mereka mondok juga sekalian kos.
Karena, mayoritas santri berasal dari luar kota.
Santri bangun pukul 04.30 kemudian
sholat subuh berjamaah, wiridan, ngaji sampai sholat dhuha. Setelah itu santri
mulai melakukan aktivitasnya masing-masing. Para santri terdiri dari para
siswa-siswi MTS, MA maupun mahasiswa yang kuliah di Unnes, Wahid Hasim dan
Untag.
Karena para santri beragam, dari berbagai
tingkat pendidikan, pondok pesantren memberikan keleluasaan kepada yang berkuliah
dan tidak sesaklek-saklek amat. Mereka lebih diberikan kebebasan dibandingkan
pondok pesantren lain. Khusus untuk santri yang masih MTS dan MA
peraturannya lebih ketat.
Di ponpes ini juga berdiri MTS dan
MA. Rencananya juga akan didirikan SMK yang gedungnya sedang dibangun. Mereka
yang menuntut ilmu di sini mayoritas berasal dari keluarga yang memiliki
perhatian besar terhadap agama Islam. Walaupun demikan ada pula berasal dari
keluarga yang biasa saja dalam bidang agama.
H.
Hasil
Analisis
Menurut pendapat saya
Pondok Pesantren Modern Al Asror berperan dalam masyarakat. Khususnya dalam
bidang ilmu pendidikan dan keagamaan (Islam). Dalam dunia pendidikan di pondok
pesantren ini telah berdiri MTs dan MA. Hal ini memudahkan masyarakat sekitar
yang ingin menyekolahkan anaknya di persekolahan yang memiliki unsur Islam yang kental.
Selain itu, banyak
santri yang berasal dari berbagai daerah, sehingga disediakan pondok untuk
memudahkan akses para santri untuk bersekolah atau kuliah sekaligus menuntut
ilmu keislaman yang lebih mendalam. Selain itu para santri juga di latih dengan
kesederhanaan, tanggungjawab, kedisplinan serta dibekali ilmu agama yang kuat
sehingga dapat digunakan untuk bekal kehidupan baik kehidupan didunia maupun di
akhirat kelak.
Para santri juga di
beri bekal tentang akhlakul karimah, sehingga dalam bertindak dan bertingkah
laku pun sesuai dengan kaidah yang telah diajarkan. Seperti jika ada santri
yang melanggar peraturan, maka aka nada hukuman bagi mereka. Hukuman disini
tidak dilakukan dalam bentuk fisik namun hukumannya merupakan sesuatu yang
bermanfaat, seperti disuruh membaca Al-Quran atau yang lainnya.
Jadi pada kenyataanya
menurut saya Pondok Pesantren ini dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk bukti
atau kegiatan nyatanya, bukan hanya sekedar teori yang menggambarkan tentang
lembaga pondok pesantren ini. Secara umum pondok pesantren Al Asror ini telah
menjalankan kegiatan sesuai dengan visi misi serta tujuan yang ingin dicapai.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara umum
kegiatan observasi di pondok pesantren Al-Asror merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat,
karena kita bisa memperoleh data informasi yang akuarat langsung dari objek sasaran.
B.
Saran
Perlunya peningkatan
dalam semua aspek, termasuk dalam pelaksanaan visi dan misinya agar kualitas
tamatan pondok pesantren dapat lebih baik dan unggul dalam berbagai bidang.
Maaf, klo menyambung ke kyai cagak luas itu sangat janggal.
BalasHapusdapat data dr siapa ??